Pengertian Sampah, Jenis, Dampak, Manfaat dan Pengelolaan

Sijenius.com – Kegiatan kita sehari-hari tidak akan luput oleh yang namanya sampah, ketika kita berjalan mengelilingi daerah sekitar tentunya kita akan menemukan sampah yang dibuang secara sembarangan maupun sampah yang dikelola dengan baik. Hal ini dikarenakan dalam setiap aktivitasnya manusia akan menghasilkan sampah, baik itu berupa sampah rumah tangga, industri, atau lainnya.

Apabila sampah-sampah tersebut tidak dikelola dengan baik, maka akan menimbulkan dampak yang signifikan dalam kehidupan. Namun, jika dikelola dengan baik sampah-sampah ini akan bermanfaat bagi manusia. 

Pengertian Sampah, Jenis, Dampak, Manfaat dan Pengelolaan
Sampah

Selain itu, kita juga sering melihat ada beberapa tempat sampah yang dikelompokkan menjadi beberapa kelompok. Mengapa perlu dikelompokkan?, hal ini dilakukan untuk memudahkan dalam memilih dan memilah sampah pada saat pengolahan. Lantas bagaimana pengelompokkan dan pengelolaan sampah tersebut?, yuk kita simak penjelasan berikut ini.

Pengertian Sampah Secara Umum

Sampah adalah material sisa yang sudah tidak terpakai atau digunakan dan dibuang dari hasil proses produksi dari industri maupun dari rumah tangga. Selain itu sampah juga dapat didefinisikan sebagai sesuatu yang tidak diinginkan oleh manusia setelah penggunaannya berakhir. 

Pengertian Sampah Menurut WHO

WHO (World Health Organization) mendefinisikan sampah sebagai sesuatu yang sudah tidak dipakai, tidak digunakan, tidak disukai, atau sesuatu yang dibuang yang berasal dari aktivitas manusia dan tidak terjadi dengan sendirinya.

Pengertian Sampah Menurut UU No 18 Tahun 2008

Di dalam UU no 18 tahun 2008 tentang pengelolaan sampah, disebutkan bahwasanya sampah adalah sisa dari berbagai proses kegiatan yang dilakukan oleh manusia setiap hari ataupun hasil dari proses alam yang berbentuk padat dan semi padat berupa zat organik atau zat anorganik, bersifat dapat terurai atau tidak dapat terurai yang dianggap sudah tidak bermanfaat dan dibuang ke lingkungan.

Pengertian Sampah Menurut KBBI

Di dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) sampah didefinisikan sebagai benda atau barang yang dibuang karena tidak terpakai lagi seperti halnya kotoran, kertas, daun, dan lainnya.

Pengertian Sampah Menurut Para Ahli

1. Menurut Dr. Tanjung (1982)

Dr. Tanjung mendefinisikan sampah sebagai sesuatu yang sudah tidak berguna lagi dan dibuang oleh pemakainya.

2. Menurut Azwar (1990)

Sampah merupakan sebagian dari sesuatu yang sudah tidak digunakan, tidak disukai, atau sesuatu yang harus dibuang, umumnya berasal dari kegiatan atau aktivitas yang dilakukan manusia termasuk kegiatan industri, tetapi bukan biologis karena kotoran manusia tidak termasuk didalamnya. 

3. Menurut Leonardo (1990)

Limbah padat adalah salah satu bentuk dari banyaknya limbah yang terdapat di lingkungan masyarakat, yang juga dikenal dengan istilah sampah.

4. Menurut Tchobanoglous, et.al. (1993)

Sampah merupakan semua jenis benda/bahan padat termasuk cairan dalam container yang dibuang atau diafkir sebagai bahan buangan, tidak dipakai, atau barang-barang yang dibuang karena berlebihan.

5. Menurut Slamet (1993)

Slamet mendefinisikan sampah sebagai segala sesuatu yang tidak dibutuhkan atau tidak dikehendaki oleh pemilikinya dan bersifat padat, ada yang mudah membusuk, dan ada pula yang tidak mudah membusuk.

6. Menurut Juli Soemirat (1994)

Juli Soemirat mendefinisikan sampah sebagai segala sesuatu yang tidak dikehendaki oleh yang punya dan bersifat padat.

7. Menurut Ecolink (1996)

Ecolink mendefinisikan sampah sebagai suatu bahan/material yang terbuang atau dibuang dari sumber hasil kegiatan manusia maupun proses alam yang belum memiliki nilai ekonomis.

8. Menurut Notoatmojo (2003)

Notoatmojo mendefinisikan sampah secara singkat sebagai benda atau bahan yang sudah tidak terpakai atau digunakan lagi.

9. Menurut Manik (2003)

Sampah adalah suatu material/benda yang tidak digunakan atau tidak dikehendaki dan harus dibuang yang dihasilkan oleh kegiatan yang dilakukan manusia.

10. Menurut Sudrajat (2008)

Sampah (waste) adalah hasil seluruh kegiatan dari suatu bahan atau material yang terbuang atau dibuang oleh manusia maupun alam dan belum memiliki manfaat ekonomis.

11. Menurut Sucipto (2012)

Menurut Sucipto, sampah merupakan hasil sampingan yang diperoleh dari aktivitas manusia yang sudah terpakai.

Jenis-Jenis Sampah

Sampah dapat dibagi menjadi beberapa jenis dan dapat diklasifikasikan berdasarkan sumbernya, sifatnya, dan bentuknya. Berikut ini adalah penjelasan dari ketiga jenis sampah tersebut, yaitu:

1. Berdasarkan Sumbernya

Berdasarkan sumbernya sampah dapat dibagi menjadi:

  • Sampah yang berasal dari manusia
  • Sampah yang berasal dari alam
  • Sampah hasil konsumsi
  • Sampah nuklir
  • Sampah radioaktif
  • Sampah industri
  • Sampah hasil pertambangan

2. Berdasarkan Sifatnya

Berdasarkan sifatnya sampah dapat dibagi menjadi dua, yaitu:

  • Sampah Organik (Degradable): sampah organik merupakan jenis sampah yang dapat membusuk dan terurai sehingga dapat diolah sebagai pupuk kompos.
  • Sampah Anorganik (Undegradable): sampah anorganik merupakan sampah yang sulit membusuk atau tidak dapat membusuk dan tidak dapat terurai. Sampah ini dapat didaur ulang menjadi suatu barang yang dapat dimanfaatkan kembali menjadi suatu barang baru.

3. Berdasarkan Bentuknya

Sampah berdasarkan bentuknya dapat dibagi menjadi dua, yaitu:

  • Sampah Padat: sampah padat adalah material yang dibuang oleh manusia (kecuali kotoran manusia). Contoh dari jenis sampah ini adalah pecahan gelas, plastik bekas, kaleng bekas, sampah dapur, dan lain-lain.
  • Sampah Cair: sampah cair adalah bahan cair yang tidak dibutuhkan dan dibuang ke tempat sampah. Misalnya, sampah cair dari toilet, dari dapur, dan tempat cucian.

Dampak Buruk Sampah

Gelberk (1996) menjelaskan ada tiga dampak sampah terhadap manusia dan lingkungan, yaitu:

1. Dampak Terhadap Kesehatan

Sampah yang tidak dikelola dengan baik dapat berdampak buruk bagi kesehatan. Hal ini dikarenakan sampah merupakan tempat berkembang biak bagi beberapa organisme dan binatang seperti lalat yang dapat menjangkitkan penyakit. Potensi bahaya kesehatan yang dapat ditimbulkan tersebut adalah:

  • Penyakit diare, tifus (demam tifoid), dan kolera yang dapat menyebar dengan cepat dikarenakan virus yang berasal dari sampah dengan pengelolaan yang tidak efisien dapat bercampur dengan air yang digunakan untuk kebutuhan sehari-hari.
  • Penyakit jamur yang sangat mudah menyebar, misalnya jamur kulit.
  • Penyakit yang dapat menyebar melalui rantai makanan, seperti halnya penyakit yang dijangkit oleh cacing pita (taenia). Cacing ini masuk kedalam organ pencernaan binatang ternak melalui makanannya yang berupa sisa makanan/sampah.

2. Dampak Terhadap Lingkungan

Cairan rembesan sampah yang masuk ke dalam drainase atau sungai akan menyebabkan air yang berada di dekat tempat pembuangan sampah menjadi tercemar. Berbagai macam organisme termasuk ikan dapat mati. Sampah yang dibuang ke dalam air tadi akan terurai dan menghasilkan asam organik dan gas cair organik, seperti metana. Selain berbau kurang sedap, gas ini pada kosentrasi tinggi juga dapat meledak.

3. Dampak Terhadap Sosial dan Ekonomi

Dampak sampah terhadap keadaan sosial dan ekonomi sebagai berikut:

  • Pengelolaan sampah yang tidak memadai menyebabkan tingkat kesehatan masyarakat menjadi semakin memburuk. Hal ini menyebabkan meningkatnya pembiayaan atau biaya pengobatan di rumah sakit.
  • Sampah yang dikelola dengan tidak memadai juga dapat mempengaruhi infrastruktur lain, seperti diperlukannya biaya yang tinggi untuk pengolahan air. Jika sarana penampungan sampah yang tersedia kurang atau dikelola dengan tidak tepat, orang cenderung akan membuang sampahnya dijalanan. Hal ini mengakibatkan jalan harus sering dibersihkan dan diperbaiki, pengguna jalan juga akan risih dengan bau sampah saat melewati jalan tersebut.

Manfaat Sampah

Semua benda yang terdapat di bumi pasti memiliki manfaatnya masing-masing tidak terkecuali sampah, sampah sendiri pun memiliki manfaat bagi manusia. Beberapa manfaat sampah antara lain yaitu:

1. Pupuk Organik

Pupuk organik terbuat dari tumbuhan yang sudah mati dan terjadi pembusukan yang menghasilkan cairan limbah. Limbah dari pupuk organik dapat dijadikan pupuk dengan cara menambahkan beberapa zat kimia dan bakteri yang dapat menjadikan sampah terurai hingga menjadi pupuk.


2. Sampah Daur Ulang

Sampah yang sudah tidak dapat digunakan lagi juga dapat didaur ulang, seperti kertas, plastik, dan kaca yang dapat dimanfaatkan menjadi furniture atau barang lain sehingga memiliki nilai ekonomis yang tinggi.

3. Bahan Bakar Alternative

Pembusukan sampah menghasilkan gas metana yang dapat digunakan sebagai bahan bakar alternative rumah tangga. 

Upaya Pengelolaan Sampah


Pengertian Sampah, Jenis, Dampak, Manfaat dan Pengelolaan
Pengelolaan Sampah

Pengelolaan sampah adalah segala bentuk kegiatan atau aktivitas yang dilakukan untuk menangani sampah sejak ditimbulkan sampai dengan pembuangan akhir. Hal ini dilakukan untuk menjaga kelangsungan hidup sumber daya alam.

Sejati (2004) menjelaskan bahwasanya secara garis besar, kegiatan pengelolaan sampah itu sendiri meliputi: pengendalian timbunan sampah, pengumpulan sampah, pengangkutan, pengolahan, dan pembuangan akhir sampah tersebut. Berikut ini adalah beberapa metode yang digunakan untuk mengelola sampah, yaitu:

1. Metode 3R

Pengelolaan sampah dengan menggunakan metode 3R secara umum adalah upaya pengurangan pembuangan sampah, melalui program mengurangi (reduce), menggunakan kembali (reuse), dan mendaur ulang (recycle). 

a. Reduce (Pengurangan)

Reduce merupakan upaya pengelolaan sampah dengan cara mengurangi dan meminimalisir penggunaan barang atau material yang dapat menyebabkan timbulnya sampah. Saat ini pengelolaan sampah dengan metode reduce sudah banyak digunakan oleh masyarakat Indonesia, khususnya dalam penggunaan barang-barang berjenis plastik.

Contoh pengelolaan sampah menggunakan metode reduce adalah memakai produk dengan kemasan yang bisa di daur ulang, meminimalisir penggunaan produk sekali pakai, mengurangi kegiatan belanja barang-barang yang tidak diperlukan, dan meningkatkan pemakaian produk isi ulang. 

b. Reuse (Penggunaan Kembali)

Reuse merupakan upaya pengelolaan sampah dengan cara menggunakan atau memanfaatkan kembali sampah secara langsung baik untuk fungsi yang sama maupun fungsi lain.

Contoh penggunaan metode ini adalah menggunakan kembali botol plastik/botol air mineral sebagai wadah air minum, memakai kantong plastik secara berulang-ulang, dan memanfaatkan kertas kosong yang tidak terpakai untuk menulis. 

c. Recycle (Pendaurulangan)

Recycle merupakan upaya pengelolaan sampah dengan cara memanfaatkan kembali sampah setelah mengalami proses pengolahan. Penggunaan metode ini tidak hanya dapat menyelamatkan lingkungan, namun juga dapat meningkatkan nilai ekonomi karena produk yang dihasilkan dapat dijual kembali.

Contoh pengelolaan sampah menggunakan metode ini adalah pupuk kompos yang digunakan untuk pupuk tanaman, sampah anorganik yang digunakan untuk membuat kerajinan, dan kertas yang digunakan untuk membuat karton. 

2. Metode Sanitary Landfill

Sanitay landfill atau disebut juga semi sanitary landfill merupakan metode yang sudah diizinkan untuk diterapkan pada TPA (tempat pembuangan akhir). Dikarenakan dalam penggunaan metode ini, tanah terlebih dahulu dilapisi dengan geotekstil anti karat sebelum nantinya dijadikan tempat pembuangan sampah.

Dengan adanya lapisan tersebut, rembesan air yang dihasilkan dari tempat penimbunan sampah dapat dialirkan menuju penampungan, sehingga pencemaran tanah dapat dihindari. Hanya saja penggunaan metode ini memang membutuhkan biaya yang cukup besar dan juga resiko terjadinya kebocoran zat beracun.

3. Metode System Open Dumping

System open dumping adalah upaya pengelolaan sampah dengan membuang benda/material sisa ke TPA (Tempat Pembuangan Akhir). Di Indonesia sendiri metode ini merupakan metode pengelolaan sampah yang paling banyak diterapkan. Walaupun sudah banyak diterapkan, sebenarnya metode ini sudah dilarang oleh pemerintah sejak tahun 2013, meski pada kenyataannya masih banyak yang menerapkannya.

Metode ini memiliki beberapa kekurangan diantaranya sampah yang tadinya dibuang ke TPA akan bertumpuk dan mengakibatkan terjadinya pencemaran lingkungan. Selain itu, peluang untuk terjadinya rembesan air pada saluran sampah juga cukup besar yang berujung pada pencemaran jangka panjang. Pemulihan menggunakan metode ini juga tidak dapat dilakukan dalam waktu singkat karena pemulihannya dapat memakan waktu yang lumayan lama. 

4. Metode Gas Metana

Metode gas metana merupakan upaya pengelolaan sampah untuk menghasilkan energi listrik dengan memanfaatkan fermentasi anaerobik. Dalam metode ini sampah akan dikelompokkan terlebih dahulu menjadi sampah organik dan anorganik.

Mengapa demikian?, karena hanya sampah organik yang dapat di proses menjadi energi listrik. Sampah organik hasil pengelompokan tadi kemudian dimasukkan ke dalam wadah kedap udara dan dicampur dengan air selama dua minggu. Hasil dari pengolahan tersebut merupakan gas metana (CH4) yang dapat dijadikan energi listrik.

Nah sobat, sekarang udah pada tahukan bagaimana cara mengelompokkan dan mengelola sampah dengan baik. Mulai saat ini jangan buang sampah sembarangan lagi ya!, mari sama sama kita jaga lingkungan kita agar tetap bersih dari sampah dan terhindar dari berbagai macam penyakit. Semoga bermanfaat dan menambah wawasan kita semua. Good Luck👍

Tinggalkan komentar