Keperawatan Gerontik: Pengertian, Tujuan, Fungsi, dan Fokusnya

Sijenius.com – Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan professional yang menjadi bagian integral dari pelayanan kesehatan, bersifat bio, psiko, sosio, dan spiritual ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat, baik sehat maupun sakit berdasarkan ilmu dan kiat.

Keperawatan Gerontik: Pengertian, Tujuan, Fungsi, dan Fokusnya
Keperawatan Gerontik 

Pelayanan keperawatan dilaksanakan dengan pemberian asuhan keperawatan. Pengertian asuhan keperawatan adalah rangkaian interaksi perawat dengan klien dan lingkungannya untuk memenuhi kebutuhan dan kemandirian dalam merawat dirinya. Lansia baik sebagai individu maupun kelompok merupakan sasaran dari pelayanan keperawatan tersebut. Nah, pada kesempatan kali ini kita akan membahas mengenai apa itu keperawatan gerontik?, dan komponen apa saja yang ada didalamnya. Mari simak penjelasan berikut ini.

Pengertian Keperawatan Gerontik

Istilah gerontologi berasal dari bahasa latin yaitu geros yang berarti usia dan logos yang berarti ilmu. Berdasarkan UU RI No. 38 tahun 2014 keperawatan gerontik adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang didasarkan pada ilmu dan kiat atau teknik keperawatan yang bersifat komprehensif terdiri dari bio, psiko, sosio, spiritual, dan holistik, yang ditujukan pada klien lansia, baik sehat maupun sakit pada tingkat individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat.

Baca Juga: Pengertian Caring Dalam Keperawatan Menurut Para Ahli

Sedangkan menurut Kemenkes tahun 2016 Keperawatan gerontik ialah ilmu yang mempelajari tentang perawatan pada usia lanjut yang berfokus pada pengkajian kesehatan dan status fungsional, intervensi, implementasi, serta evaluasi.

Pengertian Keperawatan Gerontik Menurut Para Ahli

1. Kozier (1987)

Menurut Kozier keperawatan gerontik adalah praktek keperawatan yang berkaitan dengan penyakit pada proses penuaan.

2. Miller (1990)

Menurut Miller gerontologi merupakan cabang ilmu yang mempelajari tentang proses menua dan masalah-masalah yang terjadi pada usia lanjut.

3. Lueckerotte (2000)

Menurut Lueckerotte keperawatan gerontik ialah ilmu yang mempelajari tentang perawatan pada lansia yang berfokus pada pengkajian kesehatan dan status fungsional, perencanaan, implementasi, serta evaluasi.

4. Nugroho (2006)

Keperawatan gerontik adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan usia lanjut dan diikuti dengan segala permasalahannya, baik itu dalam keadaan sehat maupun sakit.

5. S. Tamher & Noorkasiani (2009)

Gerontologi merupakan scientific approach (pendekatan ilmiah) terhadap berbagai aspek dalam proses penuaan, seperti aspek kesehatan, psikologis, sosial ekonomi, perilaku, lingkungan, dan lain-lain.

6. Kushariyadi (2010)

Keperawatan gerontik merupakan spesialis keperawatan usia lanjut yang menjalankan peran dan tanggung jawabnya terhadap tatanan pelayanan kesehatan dengan menggunakan ilmu pengetahuan, keahlian, keterampilan, teknologi, dan seni dalam merawat untuk meningkatkan fungsi optimal usia lanjut secara komprehensif.

Tujuan Keperawatan Gerontik

  • Lanjut usia mampu melakukan kegiatan sehari-hari secara mandiri dan produktif.
  • Mempertahankan kesehatan serta kemampauan lansia seoptimal mungkin.
  • Membantu mempertahankan dan meningkatkan semangat hidup lansia (life support).
  • Menolong dan merawat klien lansia yang menderita penyakit kronis atau akut.
  • Memelihara kemandirian lansia yang sakit seoptimal mungkin.

Fungsi Perawat Gerontik

Menurut Eliopoulus tahun 2005, fungsi perawat gerontik adalah:

  • Guide persones of all age toward a healthy anging process (membimbing orang dari segala usia untuk menuju masa tua yang sehat)
  • Eliminate ageism (menghilangkan perasaan takut tua)
  • Respect the tight of older adults and ensure other do the same (menghormati hak orang yang lebih tua dan memastikan yang lain melakukan hal yang sama).
  • Overse and promote the quality of service delivery (mengawasi dan mendorong kualitas pelayanan).
  • Notice and reduce risks to health and well being (memperhatikan dan mengurangi resiko terhadap kesehatan dan kesejahteraan).
  • Teach and support caregives (mendidik dan mendukung pemberi pelayanan kesehatan).
  • Open channels for continued growth (membuka kesempatan lanjut usia agar mampu berkembang sesuai kapasitasnya).
  • Listern and support (mendengarkan semua keluhan dan memberi dukungan kepada lansia).
  • Offer optimism, encourgement, and hope (memberikan semangat, dukungan, dan harapan kepada lansia).
  • Generate, support, use, and participate in research (menerapkan hasil penelitian, dan mengembangkan layanan keperawatan melalui kegiatan penelitian).
  • Implement restorative and rehabilitative measures (melakukan upaya pemeliharaan dan pemulihan kesehatan).
  • Coordinate and managed care (melakukan koordinasi dan manajemen keperawatan).
  • Asses, plan, implement, and evaluate care in an individualized, holistic maner (melakukan pengkajian, merencanakan, mengimplementasikan, dan mengevaluasi perawatan secara individual dan perawatan secara menyeluruh).
  • Link services with needs (memberikan pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan).
  • Nurture future gerontological nurses for advancement of the speciality (membangun masa depan perawat gerontik supaya menjadi spesialis dibidangnya).
  • Understand the unique physical, emotical, social, spiritual aspect of each other (saling memahami pada aspek fisik, emosi, sosial, dan spiritual yang memiliki keunikan satu sama lain).
  • Recognize and encourge the appropriate management of ethical concern (mengenali dan mendukung manajemen yang sesuai dengan etika tempat bekerja).
  • Support and comfort through the dying process (memberikan dukungan dan kenyamanan pada saat menghadapi proses kematian.
  • Educate to promote self care and optimal independece (mengajarkan untuk meningkatkan perawatan mandiri dan kemandirian yang optimal).

Fokus Keperawatan Gerontik

1. Peningkatan Kesehatan (Health Promotion)

Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kesehatan adalah memelihara dan mengoptimalkan kondisi lansia dengan menjaga perilaku sehat. Contohnya memberikan pendidikan kesehatan tentang gizi seimbang pada lansia, perilaku hidup bersih dan sehat serta manfaat olahraga.

2. Pencegahan Penyakit (Preventif)

Upaya untuk mencegah terjadinya penyakit karena proses penuaan dengan melakukan pemeriksaan secara berkala untuk mendeteksi sedini mungkin terjadinya penyakit. Contohnya dengan pemeriksaan tekanan darah, gula darah, kolesterol secara berkala, dan menjaga pola makan.

3. Mengoptimalkan Fungsi Mental

Upaya yang dilakukan dengan bimbingan rohani, diberikan ceramah agama, sholat berjamaah, senam GLO (Gerak Latih Otak), dan melakukan terapi aktivitas kelompok, misalnya mendengarkan musik bersama lansia lain dan menebak judul lagunya.

4. Mengatasi Gangguan Kesehatan yang Umum

Melakukan upaya kerjasama dengan tim medis untuk pengobatan pada penyakit yang diderita lansia, terutama lansia yang memiliki resiko tinggi terhadap penyakit, misalnya pada saat kegiatan posyandu lansia.

Trend Issue Keperawatan Gerontik

Trend issue pelayanan keperawatan pada lansia:

1. Pengontrolan Biaya Dalam Pelayanan Kesehatan

  • Diupayakan sesingkat mungkin berada di pelayanan kesehatan karena pergeseran pelayanan dari rumah sakit ke rumah (home care).
  • Diperlukan perawat yang kompeten secara teknologi dan transkultural.
  • Pemanfaatan pemberi asuhan atau pemberdayaan klien untuk bertanggung jawab terhadap perawatan dirinya.

2. Perkembangan Teknologi dan Informasi

  • Data based pelayanan kesehatan komprehensif.
  • Penggunan computer based untuk pencatatan klien.
  • Pemberi pelayanan dapat mengakses informasi selama 24 jam.
  • Melalui internet maka dapat dilakukannya pendidikan kesehatan pada klien atau membuat perjanjian.

3. Peningkatan Penggunaan Terapi Alternatif

  • Banyak dari masyarakat yang memanfaatkan terapi alternatif tetapi mereka tidak mampu mengakses pelayanan kesehatan.
  • Dalam melaksanakan pendidikan kesehatan, perawat sebaiknya mengintegrasikan terapi alternatif kedalam metoda praktik pendidikan kesehatan tersebut.
  • Perawat harus memahami terapi alternatif sehingga nantinya mereka mampu memberikan pelayanan atau informasi yang bermanfaat agar pelayanan menjadi lebih baik.

4. Perubahan Demogafi

  • Pengembangan model pelayanan keperawatan menjadi holistic model, yang memandang manusia secara menyeluruh.
  • Perawat mempertimbangkan untuk melakukan praktik mandiri.
  • Perawat harus kompeten dalam praktik “home care”.
  • Perawat memiliki pemahaman keperawatan transkultural sehingga efektiffalam memberikan pelayanan type self care.
  • Perawat melakukan promkes, pencegahan penyakit dan ketidakmampuan pada penduduk yang sudah lansia.
  • Perawat mampu menangani kasus kronis dan ketidakmampuan pada lansia.
  • Perawat melakukan proteksi kesehatan dengan deteksi dini dan manajemen kesehatan secara tepat.
  • Mampu berkolaborasi dengan klien dan anggota tim interdisipliner dalam memberikan pelayanan.
  • Mampu mengembangkan peran advokasi.

5. Asuhan Keperawatan Berbasis Komunitas

  • Mampu berkolaborasi dalam tim untuk memberikan pelayanan kesehatan pada lansia.
  • Mampu menggunakan ilmu dan teknologi untuk meningkatkan komunikasi interdisiplin dengan tim dan klien.
  • Mempunyai kemampuan dalam mengambil keputusan sesuai dengan kode etik keperawatan.

Sumber/Referensi

  • Craven, R. F., & Hirle, C. J. (2003). Fundamental of Nursing: Human Health Ang Function. (4th ed.), Philadelphia: Lippincott.
  • Eliopulos, C. E. (2005). Gerontological Nursing. (6 th ed), Philadelphia; Lippincott.
  • Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2014 Tentang Keperawatan

Baca Juga: Teori Keperawatan Menurut Hildegard E. Peplau

Uraian diatas menjelaskan mengenai keperawatan gerontik, bagi kalian yang menempuh jenjang pendidikan dengan program studi ilmu keperawatan, keperawatan gerontik adalah salah satu dari banyaknya materi yang harus kalian pelajari. Semoga dengan adanya artikel ini maka akan memudahkan kalian dalam memahaminya. Semoga bermanfaat.

Tinggalkan komentar