Prosedur Pemasangan Kateter Urine yang Baik dan Benar

Sijenius.Com – Pemasangan kateter urine biasanya dilakukan pada pasien dengan indikasi tidak mampu mengosongkan kandung kemih. Hal ini dilakukan untuk memberikan rasa nyaman pada pasien yang mengalami distensi kandung kemih sehingga urine yang dapat dikosongkan.

Prosedur Pemasangan Kateter Urine yang Baik dan Benar
Prosedur Pemasangan Kateter
Pemasangan kateter disarankan bagi pasien yang mengalami gangguan sistem perkemihan. Nah, penasaran bagaimana prosedur pemasangan kateter urine yang baik dan benar?, mari kita simak penjelasan berikut ini.

Pengertian Katerisasi

Katerisasi urine adalah memasukkan sebuah gelang karet atau plastik melalui uretra ke visika urinaria untuk mengeluarkan urin dari blass. Teknik aseptik harus digunakan ketika memaskkan kateter ke dalam meatus urinaria karena sistem urinaria bersifat steril (Brunner & Suddarth, 2001).

Pemasangan kateter dilakukan untuk tindakan bedah selama mengalami inkontinesia dalam waktu yang lama. Kondisi ini berubah setiap 1 sampai 2 bulan tergantung kebijaksanaan institusi. Sehingga, perawat dapat melepaskan kateter pasien pada berbagai kondisi yang berbeda, seperti post anastesi, perawatan akut, dan perawatan dalam waktu yang lama (Brunner & Suddarth, 2001).

Tujuan Pemasangan Kateter

Adapun tujuan pemasangan kateter urine adalah sebagai berikut:

  • Menghilangkan ketidaknyamanan karena distensi kandung kemih
  • Mendapatkan urine steril untuk specimen
  • Mengkaji residu urine
  • Penatalaksanaan pasien yang dirawat karena trauma medula spinalis
  • Gangguan neuromuskuler, atau inkompeten kandung kemih, serta pasca operasi besar
  • Mengatasi obstruksi aliran urine
  • Mengatasi retensi perkemihan

Indikasi Pemasangan Kateter

Ada beberapa indikasi dalam pemasangan kateter urine, diantaranya adalah:

  • Pada pasien dengan resistensi urine
  • Persiapan tindakan operasi (caesaria, kandung kemih)
  • Persiapan sebelum cytoskopi

Pengkajian Pemasangan Kateter


Ada beberapa pengkajian yang harus dilakukan sebelum memasangkan kateter, yaitu:
  • Observasi apakah pasien ada inkontinensia urine
  • Cek pasien apakah ada distensi urine
  • Palpasi abdomen khusus area diatas simpisis pubis, bila ada massa indikasi adanya full blass
  • Lakukan perkusi abdomen apabila diatas pubis suaranya dullness idikasi adanya full blass
  • Tanyakan pasien keinginan untuk berkemih, frekuensi atau angan-angan
  • Tanyakan kepada pasien apakah sudah pernah dilakukan katerisasi sebelumnya
  • Observasi pasien apakah mampu untuk mempertahankan posisi selama dilakukan prosedur
  • Observasi pasien apakah ada tanda-tanda kecemasan
  • Tentukan metode katerisasi yang paling tepat berdasarkan tujuan dan semua kriteria
  • Tanyakan kepada pasien kapan terakhir kencing dan palpasi kandung kemih
  • Cek jenis kelamin klien cek kondisi patologi yang bisa menghambat aliran di kateter (pembesaran prostat pada laki-laki)
  • Kaji apakah pasien alergi terhadap antiseptik, plester, latex, jelly, dan betadin
  • Lihat order pasien di medical record (perintah dokter dan catatan perawat)
  • Kaji pengetahuan pasien tentang tujuan di pasang kateter
  • Jelaskan kepada pasien tentang apa yang akan dilakukan, mengapa hal tersebut perlu dilakukan, dan bagaimana pasien dapat bekerja sama dan jelaskan prosedur kepada pasien. Jelaskan pada saat memasukkan kateter, pasien akan meraakan sensasi berkemih dan mungkin saja rasa terbakar.

Alat dan Bahan


Adapun alat dan bahan yang diperlukan untuk memasang kateter adalah:
  • Kateter steril
  • Pinset
  • Duk bolong steril
  • Duk steril
  • Kain kasa steril
  • Kapas bulat
  • Bengkok steril
  • Urine bag
  • Ekstra kateter steril dan sarung tangan steril
  • Sarung tangan bersih
  • Under pad
  • Selimut ekstra
  • Lampu sorot bila perlu
  • Pengukur urine bila perlu
  • Cairan antiseptik secukupnya
  • Spuit dengan cairan 5 ml atau 10 ml
  • Rabbish bag

Prosedur Pemasangan Kateter


Berikut ini adalah prosedur pemasangan kateter, meliputi:
  • Beri salam “Assalamu’alaikum, (selamat pagi/siang/sore/malam)
  • Cuci tangan
  • Jaga privasi pasien
  • Tinggikan bed pasien sejajar dengan pinggang perawat
  • Hadapkan pasien ke sebelah kiri, jauhkan meja pasien dari tempat tidur, dan angkat bedrail sebelah kiri pasien
  • Pasang pengalas/perlak
  • Tempatkan pasien dalam posisi yang benar dan minta pasien untuk rilek, (wanita posisi supine dengan lutut fleksi dan rotasi eksternal), dan (pria posisi supine, dengan tungkai agak abduksi)
  • Selimut pasien kecuali area perineum
  • Beri pencahayaan yang cukup. Berdirilah disamping kanan pasien jika tangan dominana adalah kanan dan berdirilah di samping kiri pasien jika tangan dominan adalah tangan kiri
  • Pakai sarung tangan disposible
  • Bawa alat-alat kedekat pasien
  • Tempatkan tempat sampah disamping perawat
  • Buka set kateterisasi. Letakkan alas anti air di bawah bokong (wanita) atau di bawah penis (pria) tanpa mengkontaminasi bagian tengah alas tersebut dengan tangan
  • Bersihan area perineal. Gunakan tangan non dominan dengan jari telunjuk dan ibu jari untuk membuka labia mayor dan labia minor
  • Ambil kapas bulat pertama dengan pinset dan bersihkan labia mayor bagian distaldiusap dari anterior ke bagian posterior perineum. Dioles hanya satu kali satu kapas dan buang kapas ketempat sampah
  • Ambil kapas kedua dengan pingset steril bersihkan labia minor bagian distal lalu buang. Ambil kapas yang lainya bersihkan labia minor bagian proksimal lalu buang ketempat sampah. Dan kapas yang terakhir untuk membersihkan bagian tengah dari perenium bagian atas dari meatus dari uretra lalu dibuang ketempat sampah
  • Periksa kondisi Perineum dan identifikasi uretra
  • Buka sarung tangan dan cuci tangan kembali
  • Siapkan cairan aquades ke dalam spuit sebanyak 5 – 30 ml sesuai yang tertera pada kateter
  • Buka bungkus kateter kit, jaga kesterilan alat terutama bagian area dalam (jika kateter terbungkus didalam kantong plastik, dekatkan kedekat perawat dan letakkan didalam container yang disposibel
  • Gunakan sarung tangan steril
  • Pasang duk bolong steril pada daerah perineum sehingga hanya bagian perineum yang tampak
  • Letakkan plastik pembungkus kateter bagian dalam (bagian yang steril) diantara kedua paha pasien diatas duk steril
  • Tes balon kateter dengan memasukkan cairan kedalam kateter (pastikan hanya membuka ujung kateter, sedangkan bagian lain tetap steril), bila telah yakin kateter tidak bocor, sedot kembali cairan tersebut kedalam spuit. Kateter siap untuk digunakan
  • Minta bantuan rekan untuk membuka bungkus xylocain jelly dan letakkan xylocain diarea steril.Jika bekerja sendiri, persiapkan jelly sebelum menggunakan sarung tangan steril
  • Oleskan jelly pada bagian ujung kateter pada wanita sepanjang 2,5 – 5 cm dan pada laki-laki sepanjang 12,5 – 17,7 cm

Memasukkan kateter pada wanita:

  • Beritahu pasien untuk tarik nafas dalam apabila mulai memasukkan kateter
  • Pertahan tangan tetap membuka labia dan letakkan ujung kateter pada bengkok lalu masukkan secara hati-hati sampai ada tanda urine keluar lalu angkat tangan non dominan dorong lagi masuk sampai seluruh kateter masuk kecuali cabang yang tertinggal

Memasang kateter untuk pria:

  • Oleskan kateter dengan jelly sepanjang 12,5 – 17,5 cm dan ujung kateter ditaruh dibengkok
  • Pegang penis dengan tegas dibelakang gland penis dengan tangan yang non dominan
  • Bagi pasien yang tidak disirkumsisi tarik penis dengan tangan yang non dominan dan dilebarkan sehingga meatus terbuka. Ambil kapas bulat dengan pingset dan mulai bersihkan meatus dengan mulai dari tengah keluar secara sirkuler lalu kapas dibuang. Ulangi dan lakukan hal yang sama minimal dua kali gunakan kapas yang baru tiap kali membersihkan
  • Angkat penis hingga sudut 90 derajat dari tubuh dan dengan hati-hati tarik keatas
  • Ambil kateter 3 – 4 inchi dan dengan hati-hati masukkan ke uretra hingga 8 inchi atau ada tanda urine keluar. Apabila ada tahanan anjurkan pasien tarik nafas dalam dan masukkan lagi secara pelan-pelan, dorong lagi masuk sampai seluruh kateter masuk hingga ke cabangnya, lalu ubah sudut penis mungkin dapat membuka uretra. Apabila tahanan berlanjut jangan terlalu dipaksa tetapi diangkat dan lapor dokter
  • Sambungkan kateter dengan kantong urine
  • Ambil spuit yang berisi cairan lalu sambungkan ke kateter pot dan masukkan cairan tersebut sebanyak 5-30 ml sesuai dengan kapasitas yang tertera
  • Tarik kateter dengan hati-hati untuk mengecek apakah kateter telah masuk dengan baik
  • Lepaskan duk bolong dari pasien
  • Rekatkan kateter dibagian tengah paha dengan plester
  • Gantung urine bag ditempat tidur bagian samping dengan posisi lebih rendah dengan bagian bledder
  • Bersihkan daerah perineum dari jelly dan cairan antiseptic untuk mencegah iritasi mukosa
  • Pastikan aliran urine lancer
  • Rapikan alat-alat
  • Posisikan pasien yang nyaman
  • Buka sarung tangan dan cuci tangan
Nah sobat, demikianlah penjelasan singkat mengenai prosedur pemasangan kateter yang baik dan benar. Semoga informasi ini dapat memudahkan kalian dalam belajar. Jangan lupa pantau terus info terbaru dari blog ini dan bagikan artikel ini kepada kawan-kawan kalian yang membutuhkannya. Semoga bermanfaat, terima kasih.

Tinggalkan komentar